Sunday 6 March 2016

[FF B.A.P] [FICLET] Being Always Beside Best Absolute Perfect









Title : Being Always Beside Best Absolute Perfect
Author : BlueBoard
Cast : All Member Of B.A.P
Lenght : Ficlet (1.168 word)
Genre : Friendship, Slight! Hurt,Sad.
Rate : Teen (T)
Summary : “Kami akan selalu ada di samping Best Absolute Perfect.”
Disclaimer : Chara isn’t mine, but the story is mine.
A/N : Pasca kejadian hari ini, inspirasi tiba-tiba menghadang, dan meminta jari jemariku menorehkan tinta hitam berwujud keyboard/? Untuk merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga jadilah ... And sorry for typho(s).. I’m a human too.

** Happy Reading BABYs **

. . .

Kamis, 11 Juni 2015.

            Siang hari yang cerah di kota Seoul, Korea Selatan. Ditemani mentari yang memancarkan sinar penuhnya, membuat keadaan hari itu terik, dan panas, tak banyak orang yang ada di luaran sana, selain karena cuaca, virus mers yang tengah marak pun menjadi salah satu alasannya. Tapi itu benar-benar bukan masalah yang serius bagi enam orang laki-laki yang nyatanya sudah berpenampilan rapih bahkan sebelum matahari berada di puncaknya. Bang Yongguk, Kim Himchan, Jung Daehyun, Yoo Youngjae, Moon Jongup, dan Choi Junhong. Enam lelaki yang sering kita sapa dengan sebutan Best.Absolute.Perfect atau B.A.P ini sudah berpakaian rapih, dan memutuskan berkumpul di tempat tujuan, untuk menegakkan hukum, meluruskan arah, dan tentunya menemukan kebenaran.

**

            “Satu jam empat puluh menit.” Gumam seseorang disusul dengan hembusan nafasnya yang terasa berat.
            “Jika dua puluh menit kedepan pihak terdakwa tidak juga hadir atau menyampaikan apa yang di perlukan, maka dengan amat terpaksa persidangan akan kembali kami undur.” Ucapan seorang hakim yang dengan amat berwibawa menegakkan tubuhnya, menegaskan sebuah fakta yang begitu menjengkelkan.
            “Bodoh! Beginikah caramu membuat kami jatuh?” Gumaman seorang dengan suaranya yang berat berhasil membuat kelima rekannya menoleh dan menatap heran padanya.
            “Aku tidak menyangka kau mengatakan itu, Bbang.” Ujar seorang yang kita kenal dengan wajah cantiknya, Kim Himchan.
            “Sebenarnya itu wajar saja, sangat sangat wajar. Ingat ini sudah berapa kali kita menunggu? Dan, berapa lama lagi mereka harus menunggu?” Seorang Main Vocal, Jung Daehyun mulai berkomentar.
“ Aku tidak akan lelah jika alasanku adalah mereka.” Main Dancer dengan mata sipitnya ikut memberi pendapat, atau lebih tepatnya penyemangat, yang sebenarnya sia-sia saja ia ucapkan, karena kini otak dan hati kelima rekannya di penuhi dengan emosi.
            “Aku tidak menyangka menemukan kebenaran akan sesulit ini.” Dengan nada datar, kesan ceria seorang Yoo Youngjae seakan mengabur dengan udara.
            “Sebenarnya kebenaran sudah di depan mata, hanya saja itu belum seratus persen di sahkan.” Sang anggota termuda akhirnya membuka suara setelah mencoba menenangkan diri, meskipun ia belum sepenuhnya berhasil.
            “Dan perlu kau ingat, Junhong. Tidak ada satupun di dunia ini yang mencapai seratus persen.” Tegas sang leader.
            “Baiklah, dua puluh menit sudah berlalu, berdasarkan keputusan dari para hakim dan jaksa penuntut, sidang di tunda.” Tiga ketukan palu hakim mengakhiri pertemuan semu hari itu.
Semua yang datang satu per satu mulai keluar, membenahi letak masker yang mereka gunakan, menyertai langkah pasrah ke enam lelaki itu.

**

Sepanjang bunyi detikan sebuah jam, hening membaur dengan udara di dalam sebuah ruang dimana ada enam lelaki yang masih memajang tampang datar karena kejadian yang sama seperti sebelumnya kembali terulang. Hanya ingin mendapat keputusan dari langkah pertama pun belum mereka wujudkan. Mereka benar-benar tidak tahu bagaimana akhir dari ini.
Ketukan jari pada meja dari seorang Zelo mengalihkan perhatian menuju sang anggota termuda itu.
            “Apa yang kau lakukan?” Tanya Daehyun datar.
            “Memberitahu mereka.” Jawab Zelo tak kalah datar di banding kakak dalam grupnya itu.
            “Choi Junhong! Jangan bertindak bodoh! Segera hapus kata-kata itu!” Perintah Yongguk segera mengubah aluran jemari Zelo untuk menghapus apa yang telah ia posting di akun twitternya, menggantinya dengan postingan yang lain, tentunya yang lebih menenangkan hati penggemarnya di luaran sana.
            “Maafkan aku. Aku memang bodoh, aku bertindak sendiri. Aku terlalu emosi karena banyak dari mereka berharap kemenangan kita hari ini, mereka benar-benar ingin menggebrak dunia.” Sesal Zelo.
            “Ini bukan waktunya untuk menyesali, sekarang pikirkan bagaimana kita melewati ini? Bahkan persidangan pertama pun belum sama sekali. Kau tahu?  Hukum di Korea tidak akan menemukan titik temu dalam waktu satu kali dua puluh empat jam, bahkan jika kita beruntung sekalipun, persidangan kedua atau ketiga belum tentu masalah kita akan selesai. Dan sialnya, yang kita hadapi adalah mereka yang bahkan tidak pernah sekali pun menemui kita setelah kita menggugat. Dan, aku yakin kau tau apa kelanjutannya.” Penjelasan panjang Himchan membuat mental ke lima –ralat ke empat lelaki lainnya menurun.
            “Yakinkan saja kau tidak menyesal mengambil langkah ini.” Balas Yongguk.
            “Tidak!” Jawab yang lain serempak.
            “Begitu lebih baik, ingat kata mereka ... Asalkan enam orang dari kita masih tetap bersama, mereka akan baik apapun yang terjadi.”
Suasana menjadi serius karena ucapan singkat Yongguk.
            “Choi Junhong!” Teriakkan Daehyun menghamburkan keseriusan yang menyelimuti mereka.
            “Ada apa?” Jawab Zelo tak berniat.
            “Check akunmu sekarang!”
            “Tak perlu bertele-tele, beritahu saja.”
            “Okay, lihat ini ... Banyak dari mereka yang sudah men-translate tweetmu tadi, dan itu benar-benar heboh sekarang!” Tunjuk Daehyun pada layar handphonenya yang menunjukkan english translate dari postingan yang Zelo buat tadi.
Mendengar itu, reflek mereka mengecek akun mereka masing-masing. Dan, bingo!
            “Mereka sudah tahu!!” Teriak Youngjae heboh.
            “Kau benar-benar Junhong, ceroboh.” Ledek Jongup.
            “Mau bagaimana lagi? Nasi sudah mencair ...” Entah apa maksud perkataan Himchan.
Zelo sibuk berkutik dengan Timeline akunnya yang mulai ramai.
            “Mereka sudah bertindak.”
Kling!  Kling!  Kling!  Kling!  Kling!
Handphone  lima member berbunyi serempak, sebuah pesan media sosial yang mereka terima nampaknya sama karena nyatanya pengirimnya pun sama, Choi Junhong.
Raut wajah enam lelaki itu benar-benar serius, membaca sesuatu yang sama yang bersumber dari sang anggota termuda. Sebuah Screenshot dari para penggemar tentang tanggapan kejadian hari ini.

“Kami bukan hanya sekumpulan orang yang akan berteriak senang ketika melihat mereka tampil di atas panggung. Tapi kami sebuah keluarga yang akan setia menunggu ketika mereka ‘beristirahat’. Kami akan selalu ada untuk Mereka ...”

“Sekarang bukan waktunya untuk menghina, tapi sekarang waktunya untuk menguji seberapa sabarnya kita menghadapi ini, kita sebagai keluarga yang harus selalu di samping mereka.”

“Tidak peduli seberapa lama lagi kami menunggu, asalkan mereka ada bersama, satu lingkaran yang kami sebut dengan Best Absolute Perfect yang telah mengubah kami, berharap mereka baik-baik saja.”

“Berpaling memang bukan hal yang mustahil bagi kami, tapi nyatanya kalian yang membuat itu terasa mustahil, kalian benar-benr telah mengubah alur hidupku, aku tetap pada jalanku sekarang, aku bersama kalian. Fighting!”

“Tidak ada yang menginginkan kedatangan sebuah masalah, tapi apa daya ketika ternyata masalah tetap mendatangimu? Bersabar? Tentu! Hadapi masalah dengan tenang dan tetap mengait jari satu sama lain, jangan khawatir akan kepergian kami, karena nyatanya kami akan selalu ada di samping kalian. Hanya perlu kebersamaan kalian kita dapat bertahan.”

            Bulir bening menetes tanpa izin dari mata mereka, alasan mengapa mereka bertahan adalah tak lain semangat yang di beri para penggemar yang masih setia mendukung, meskipun mereka tak pernah secara langsung menyapa, meski mereka bukan lagi bintang yang bersinar terang, meski keadaan sudah berubah, kesetiaan itu tetap ada, dan siapa yang tidak terharu akan cinta seorang penggemar, ah! Bukan, keluarga, cinta keluarga yang senantiasa mengiringi setiap langkah yang semu, menuju langkah yang pasti.

            “Terimakasih telah ada, terimakasih atas cinta kalian, doakan kami cepat kembali, kami juga merindukan kalian. Sekali lagi, Terimakasih ... Sepenuh hati.”


Bersabar untuk kesekian kalinya bukan masalah terbesar bagi kami, tapi memikirkan bagaimana "Mereka" kembali memendam amarah. Meski kami tidak akan pergi, meski kami tetap di samping mereka. Bolehkah kami sedikit merasa khawatir akan perasaan mereka? Bolehkah air mata kami menetes tanpa sebab yang pasti? Menunggu sesuatu yang semu itu menyedihkan. Tapi, menunggu sesuatu yang pasti, itu menyenangkan. Dan kami yakin Mereka akan kembali untuk menggebrak dunia. Kami masih setia berada di samping kalian. Jangan khawatir akan kepergian kami. Kami benar benar selalu ada untuk kalian. #‎ForeverWithBAP

-END-

by: blueboard

0 komentar:

Post a Comment

Silakan tinggalkan Komentar,Kritik,dan saran

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com